Senin, 28 Mei 2012

INOVASI BUDIDAYA TANAMAN PADI SISTEM SRI

Sejarah SRI
SRI, kependekan dari System of Rice Intensification adalah salah satu inovasi
metode budidaya padi yang dikembangkan sejak 1980-an oleh pastor
sekaligus agrikulturis Perancis, Fr. Henri de Laulanie, yang ditugaskan di
Madagaskar sejak 1961. Awalnya SRI adalah singkatan dari "systeme de
riziculture intensive" dan pertama kali muncul di jurnal Tropicultura tahun
1993. Saat itu, SRI hanya dikenal setempat dan penyebarannya terbatas. Sejak
akhir 1990-an, SRI mulai mendunia sebagai hasil usaha tidak pantang
menyerah Prof. Norman Uphoff, mantan direktur Cornell International
Institute for Food, Agriculture and Development (CIIFAD). Tahun 1999, untuk
pertama kalinya SRI diuji di luar Madagaskar yaitu di China dan Indonesia.
Sejak itu, SRI diuji coba di lebih dari 25 negara dengan hasil panen berkisar
7-10 t/ha.
Konsep dasar SRI adalah: (a) pindah tanam satu bibit per lubang, usia sangat
muda (7-14 hari setelah semai) dengan jarak tanam longgar (30 cm x 30 cm)
dan (b) pemberian air irigasi terputus-putus tanpa penggenangan di petak
sawah. Apabila konsep dasar dan metoda SRI diterapkan secara benar, maka
akan diperoleh panen padi lebih besar walaupun dengan mengurangi input
eksternal (air, pupuk kimia dan sebagainya).
Tahun 1997, Dr. Uphoff
memberikan presentasi SRI di
Bogor, Indonesia; untuk pertama
kalinya SRI dipresentasikan di luar
Madagaskar.
Tahun 1999, Badan Penelitian
Tanaman Padi (Indonesian Agency
for Agricultural Research and
Development = IAARD)
melaksanakan pengujian dan
evaluasi SRI di pusat penelitiannya
di Sukamandi, jawa Barat.
Hasilnya panen dengan metode
SRI sebesar 6.2 t/ha sedangkan
hasil dari petak kontrolnya 4.1
t/ha, peningkatan hasil66, 12%.
Penerapan SRIoleh PTHM Sampoerna Tbk. didorong oleh:
1. Semakin menurunnya ketersediaan airdi wilayah sekitar Sukorejo.
2. Potensi lahan pertanian semakin menurun sementara penggunaan bahan
kimia terus meningkat.
3. SRI adalah metod'e yang ramah lingkungan sekaligus mampu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
4. Peningkatan produktivitas tanaman padi akan turut meningkatkan.
pendapatan petani.
5. Kenaikan harga pangan yang terjadi membutuhkan solusi untuk
meningkatkan produktivitas bahan pangan.
Pola penerapan SRI pada lokasi binaan PT HM Sampoerna Tbk. melalui
berbagai tahapan :
a. SRI Kimia
Penerapan SRIdengan pemberian pupuk kimia dan pestisida kimia.
b. SRI Semi Organik
Penerapan SRI dengan mengkombinasi pemberian pupuk kimia dan
organik serta pestisida organik.
c. SRI Organik
Penerapan SRIdengan pemberian pupuk dan pestisida organik.
Hasil panen SRI pada lokasi binaan PT HM Sampoerna Tbk. selama tahun
2008 (MT-1, MT-2 dan MT-3) adalah sebagai berikut:
11"•• __ -
1. Musim Tanam 1 1.6 15 5.7 9.5 60.5%
2. Musim Tanam 2 17.1 33 4.4 6.0 73.4%
3. Musim Tanam 3 7.4 15 4.5 6.2 72.5%
Dalam perker:nbangan selanjutnya ada tiga (3) kegiatan pokok dalam SRI yang
dilakukan oleh PT HM Sampoerna Tbk.:
1. Pengembangan SRI
2. Penel itian
3. Penguatan kelembagaan
"Dengan metode SRI
kami dapat menghemat
penggunaan bib it.
1 ha hanya butuh
5 kg bibit"
Prinsip Budidaya Padi Metode SRI
1. Tanam bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai (hss) ketika bibit masih berdaun 2
helai.
2. Tanam bibit satu lubang satu bibit dengan jarak tanam lebar 30x30 em, 35x35 em 9tau lebih
jarang lagi.
3. Pindah tanam harus segera mungkin (kurang 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus
dan ditanam dangkal.
4. Pemberian air maksimum 2 em (maeak-maeak) dan periode tertentu dikeringkan sampai peeah
(irigasi berselanglterputus). .
5. Penyiangan sejak awal sekitar umur 10 hari dan diulang 2 - 3 kali dengan interval 10 hari.
Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik dan pestisida organik.
Keunggulan Metode SRI
1. Tanaman hemat air, selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen pemberian air
maksimum 2 em paling baik maeak-maeak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai
tanah retak (irigasi terputus).
2. Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kglha, tidak butuh biaya peneabutan bibit, tidak butuh biaya
pindah bibit, tenaga tanam berkurang, dan lain-lain.
3. Hemat waktu ditanam bibit muda 5 - 12 hari setelah semai, dan waktu panen akan lebih awal.
4. Produksi meningkat di beberapa tempat meneapai 11 ton/ha.
5. Ramah lingkungan, seeara bertahap penggunaan pupuk kimia (urea, Sp36, KCI) akan dikurangi
dan digantikan dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan MOL), begitu juga
penggunaan pestisida.

Teknis Budidaya SRI
PENGOLAHAN TANAH
Untuk mendapatkan media tumbuh metode tanam padi SRI yang baik, maka
lahan diolah seperti menanam padi metode biasa yaitu tanah dibajak sedalam
25 sampai 30 em sambi I membenamkan sisa-sisa tanaman dan rumputrumputan,
kemudian digemburkan dengan garu,' lalu diratakan sebaik
mungkin sehingga saat diberikan air ketinggiannya di petakan sawah akan
merata.
PARIT
Pada petak SRI perlu dibuat parit keliling dan melintang petak untuk
membuang kelebihan air. Letak dan jumlah parit pembuang disesuaikan
dengan bentuk dan ukuran petak, serta dimensi saluran irigasi.
PERENDAMAN BENIH
Benih yang telah diuji tersebut, kemudian direndam dengan menggunakan air
biasa. Perendaman ini bertujuan untuk melunakkan sekam gabah sehingga
dapat mempereepat benih untuk berkeeambah. Perendaman dilakukan
selama 24 sampai 48 jam.
PENGANGINAN BENIH
Benih yang telah direndam kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam
karung yang berpori-pori atau wadah tertentu dengan tujuan untuk
memberikan udara masuk ke dalam benih padi, dan kemudian disimpan di
tempatyang lembab.
Penganginan dilakukan selama 24 jam.
PEMILIHAN BENIHYANG BAlK
Untuk mendapatkan benih yang bermutu baik atau bernas, dengan metode
SRi, harus terlebih dahulu diadakan pengujian benih. Pengujian benih
dilakukan dengan eara penyeleksian menggunakan larutan air garam, yang
langkah-Iangkahnya adalah sebagai berikut:
• Masukkan air bersih ke dalam ember/panei, kemudian berikan garam dan
aduk sampai larut. Masukkan telur itiklbebek yang mentah ke dalam larutan
garam ini. Jika telur itik belum mengapung maka perlu penambahan garam
kembali. Pemberian garam dianggap eukup apabila posisi telur itik
mengapung pada permukaan larutan garam.·
• Masukkan benih padi yang akan diuji ke dalam ember/panei yang berisi
larutan garam. Aduk benih padi selama kira-kira satu menit.
• Pisahkan benih yang mengambang dengan yang tenggelam. Benih yang
tenggelam adalah benih yang bermutu baik atau bernas.
• Benih yang baik atau bernas ini, kemudian dieuei dengan air biasa samRai
bersih. Dengan indikasi bila digigit, benih sudah tidak terasa garam.

Teknis Budidaya SRI
PERSEMAIAN BENIH
Persemaian dengan metode SRI, dilakukan dengan mempergunakan nare atau
tampah atau besek atau juga di hamparan sawah, hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah penanaman.
Pembuatan media persemaian dengan metode SRI dapat dilakukan dengan
langkah-Iangkah sebagai berikut:
1. Meneampur tanah, pasir dengan pupuk organik dengan perbandingan
1:1 :1.
2. Sebelum nare atau tampah tempat pembibitan diisi dengan tanah, pasir
yang sudah dieampur dengan pupuk organik terlebih dahulu dilapisi
dengan daun pisang dengan harapan untuk mempermudah peneabutan
dan menjaga kelembaban tanah, kemudian tanah dimasukkan dan disiram
dengan air sehingga tanah menjadi lembab.
3. Benih yang sudah dianginkan ini, ditaburkan ke dalam nare yang berisi
tanah.
4. Setelah benih ditabur, kemudian ditutup dengan lapisan tanah yang tipis.
5. Persemaian dapat diletakkan pada tempat-tempat tertentu yang aman dari
gangguan ayam atau binatang lain.
6. Selama masa persemaian, pemberian air dapat dilakukan setiap hari agar
media tetap lembab dan tanaman tetap segar.
PENYAPlAKAN
Sebelum penanaman terlebih dahulu dilakukan penyaplakan dengan
memakai eaplak agar jarak tanam pada areal persawahan menjadi lurus dan
rapi sehingga mudah untuk disiang. Caplak berfungsi sebagai penggaris
dengan jarak tertentu. Variasi jarak tanam diantaranya:
Jarak tanam 30 em x 30 em, 35 em x 35 em, atau jarak tertentu lainnya.
Penyaplakan dilakukan seeara memanjang dan melebar. Setiap pertemuan
garis hasi Igaris penyaplakan adalah tempat untuk penanaman 1 bibit padi.
PENANAMAN DENGAN METODE SRI
Penanaman dengan metode SRI dilakukan dengan langkah-Iangkah sebagai
berikut:
1. Bibit yang ditanam harus berusia muda, yaitu kurang dari 12 hari setelah
semai yaitu ketika bibitmasih berdaun 2 helai.
2. Bibit padi ditanam tunggal atau satu bibit perlubang
3. Penanaman harus dangkal dengan kedalaman 1 -1,5 em serta perakaran
sa at penanaman seperti huruf l dengan kondisi tanah sawah sa at
enanaman tidak tergenang air.

Teknis Budidaya SRI
PEMUPUKAN
Dalam pelaksanaan ujieoba metode SRI di areal binaan PT HM Sampoerna
Tbk. ada dua perlakuan dengan mempergunakan pupuk anorganik (kimia)
murni dan organik
Pemupukan Anorganik (Kimial
Takaran pupuk anorganik (kimia) mengikuti anjuran Dinas Pertanian/PPL atau
kebiasaan petani setempat. Dibawah ini eontoh pemupukan yang dilakukan
pada demplot SRI MT-1 tahun 2008 binaan PT HM Sampoerna Tbk. di Desa
Gunting, Keeamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, JawaTimur :
Pemupukan I pada umur 7 - 15 HST dengan dosis Urea 100 kglha, SP-36 50
kglha.
Pemupukan II pada umur 25 - 30 HST dengan dosis Urea 50 kglha, Phonska
100 kglha.
Pemupukan III pada umur 40 - 45 HST dengan dosis Urea 50 kglha, ZA 50
kglha.
Pemupukan Organik
Mol yang disemprotkan terbuat dari bahan-bahan sebagai berikut:
1. Penyemprotan I, di lakukan pad a saat umur 10 HST, dengan
mempergunakan mol yang terbuat dari daun gamal, dengan dosis 14
liter/ha.
2. Penyemprotan II, dilakukan pada saat umur 20 HST, dengan
mempergunakan mol yang terbuat dari batang pisang, dengan dosis 30
liter/ha.
3. Penyemprotan III, dilakukan pada saat umur 30 HST, dengan
mempergunakan mol yang terbuat dari urine sapi, dengan dosis 30 liter/ha.
4. Penyemprotan IV, dilakukan pada saat umur 40 HST, dengan
mempergunakan mol yang terbuat dari batang pisang, dengan dosis 30
liter/ha.
5. Penyemprotan V, dilakukan pada saat umur 50 HST, dengan
mempergunakan mol yang terbuat dari serabut kelapa, dengan dosis 30
liter/ha.
6. Penyemprotan VI, dilakukan pada saat umur 60 HST, dengan
mempergunakan mol yang terbuat dari buah-buahan dan sayur-sayuran,
dengan dosis 30 liter/ha
7. Penyemprotan VI, dilakukan pada saat umur 70 HST, dengan
mempergunakan mol yang terbuat dari terasi, dengan dosis 30 liter/ha
8. Penyemprotan VI, dilakukan pada saat umur 80 HST, dengan
mempergunakan mol yang terbuat dari terasi, dengan dosis 30 liter/ha
PEMBERIAN AIR
Pemberian air, dengan eara terputus-putus (intermitten) dengan ketinggian air
di petakan sawah maksimum 2 em, paling baik maeak-maeak (0,5 em). Pada
periode tertentu petak sawah harus dikeringkan sampai peeah-peeah.
Pemberian air terlalu tinggi akan menyebabkan pertumbuhan akar terganggu
dan pertumbuhan tunas tidak optimal

Teknis Budidaya SRI
PENYIANGAN
Penyiangan, (ngosroklmatun) dilakukan dengan mempergunakan alat penyiang jenis landak atau rotary weeder
seperti yang dikembangkan DISIMP, atau dengan alat jenis apapun dengan tujuan untuk membasmi gulma dan
sekaligus penggemburan tanah.
Penyiangan dengan ngosrok atau mempergunakan rotary weeder, selain dapat mencabut rumput, juga dapat
menggemburkan tanah di celah-celah tanaman padi. Penggemburan tanah bertujuan agar tercipta kondisi aerob di
dalam tanah yang dapat berpengaruh baik bagi akar-akar tanaman padi yang ada di dalam tanah.
Penyiangan minimal 3 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada umur 10 hari setelah tanam dan selanjutnya
penyiangan kedua dilakukan pada umur 20 HST. Penyiangan ketiga pada umur 30 HST dan penyiangan keempat pada
umur40 HST.
Lokasi SRI anorganik
a. Pengendalian hama dan penyakit di lokasi demplot SRI dikendalikan dengan konsep
Pengendalian Hama Terpadu (PHT),dengan cara mempergunakan varietas benih yang sehat dan
resisten terhadap hama dan penyakit, menanam secara serentak serta mempergunakan pestisida
secara selektif.
Penggunaan pestisida hanya dilakukan sebagai langkah terakhir, bila ternyata serangan hama dan
penyakit belum dapatdiatasi.
Lokasi SRI organik
a. Pengendalian hama trip, mempergunakan pestisida nabati yang terbuat dari daun sere dan
bawang putih.
b. Pengendalian belalang, penggerek batang mempergunakan pestisida nabati yang terbuat dari
buah mahoni, daun tembakau dan daun suren.
engendalian wereng, mempergunakan pestisida nabati dan hewani yang terbuat dari daun
.1"aitan, daun tembakau dan urine sapi yang sudah difermentasi.

Teknis Budidaya SRI
PANEN
Panen dilakukan setelah tanaman tua ditandai dengan menguningnya bulirsecara merata.
Bulir padi juga tidak akan berair apabila dicoba untuk digigit.
Panen dengan metode SRI biasanya lebih awal dibandingkan dengan metode biasa, dihitungdari mulai persemaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar